SEMARANG~ Senin (19/04/2021), pagi ini Saya berkunjung di dusun Ngroto desa Sumogawe Kecamatan Getasan kabupaten Semarang Seorang petani yang Hoby membudidayakan Tanaman alpokat (Tabulampot)dengan cara sambung/stek, dengan cara sambung: batang bawah lokal, batang atas kualitas unggul berjenis, Miki, Diamon , Redvetnam , pluwang, wina berhasil membuat varietas baru tanaman alpukat.
Varietas baru bernama(Tabulampot)ini menghasilkan buah sebesar kepala bayi dengan berat bisa mencapai 1.2 kg sampe 1.8 kg adalah hasil stek silang antara alpukat Thailand dengan lokal. Seorang petani milenial melakukan uji coba silangan tanaman ini bertahun-tahun hingga berhasil membuahkan buah dengan kualitas dan kuantitas maksimal.
Dia adalah Muhammad Rochmadi (46), petani dari Desa Sumogawe Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Ilmu dari Teman-teman sebagai penggagas petani maju di Getasan ini membuat pria ini punya tanggung jawab moral untuk meneruskannya.
"Saya ingin petani Getasan maju bersama. Karena profesi ini, pekerjaan kembali ke alam yang jika dikelola dengan bagus akan mendapatkan keuntungan besar, " ujar Muhammad kepada Kami , Senin (19/04/2021).
Baca juga:
Iwan Fals: Desa
|
Keberhasilan menciptakan alpukat kualitas unggul ini berangkat dari keprihatinan agenda dinas terkait.Dengan pengalaman yang sudah di tekuninya selama Bertahun-tahun.
"Saya ubah mindset, Jadi berkebun dengan cara yang bagus. Saya pakai tabulapot untuk menanam, treatmennya pakai sistem drip kalau jumlah tanaman banyak. Dan semua bahan treatment full organik, dari bahan alam yang ada. Jadi minim lahan, treatment dan biaya, " ungkapnya.
Kandar mengklaim bibit alpukat Tabulampot sudah bisa dipanen dalam jangka tanam 2 tahun. Lebih cepat dari tanaman alpukat lokal, yang umumnya baru bisa dipanen setelah 4 - 5 tahun masa tanam.
(Agung)