Lulus Cumlaude, Dr. Nuryanto Jadi Doktor Ilmu Teknik ke 37 Universitas Udayana

    Lulus Cumlaude, Dr. Nuryanto Jadi Doktor Ilmu Teknik ke 37  Universitas Udayana

    DENPASAR - Berhasil mempertahankan Disertasi dengan Judul: Pikukuh Karuhun Sebagai Dasar Patukangan Wangunan pada Arsitektur Tradisional di Tiga Kampung Baduy Tangtu Kabupaten Lebak Banten, Dr. Ir. Nuryanto, S.Pd, MT lulus dengan predikat Cumlaude dan Jadi Doktor Ilmu Teknik ke 37 di Universitas Udayana.

    Disampaikan dalam Disertasinya bahwa penelitiannya dilatarbelakangi oleh dua hal: (1) Kearifan lokal arsitektur tradisional masyarakat Sunda di tiga Baduy Tangtu tentang ketukangan seperti luput dari pangamatan teoritis dan praktisi arsitektur karena dianggap kurang populer.

    Masyarakat Sunda lebih mengenal 'arsitektur' dibandingkan 'tukang, ' serta lebih familiar menyebut 'arsitektur' dibandingkan 'patukangan.'

    (2) Pernyataan Prawoto yang menyebut ada kemungkinan ketukangan di masa yang akan datang menggerus ketukangan di masa lalu.

    Kedua hal inilah yang mendorong pentingnya dilakukan penelitian, "Pikukuh Karuhun sebagai Dasar Patukangan Wangunan pada Arsitektur Tradisional di Tiga Kampung Baduy Tangtu, Kabupaten Lebak Banten, " untuk membuktikan bahwa ketukangan tradisional di tiga Baduy Tangtu tidak akan tergerus oleh kemajuan zaman.

    Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pikukuh karuhun sebagai dasar patukangan wangunan tercermin pada: (1) Proses mendirikan bangunan: memehna atau mimiti, salila, dan sanggeusna, sedangkan tektonika yang tercipta dalam bentuk: pupurus, adu manis, dan paseuk; (2) Peran dan makna patukangan wangunan berupa falsafah: "pondok teu beunang disambung, lojor teu beunang di teukteuk" menjadi konsepsi ketukangan tiga kampung, (3) Cara mewariskan nilai-nilai patukangan wangunan dilakukan melalui: neuleukeun, nuduhkeun, nuturkeun, dan migawe.

    Dari ke empat hasil tersebut menemukan dua kebaruan (novelty), yaitu: (1) Paroko sebagai cikal bakal imah panggung; (2) Cara nepakeun dengan pola 3N+1M sebagai metode pewarisan ketukangannya. Kedua kebaruan bermanfaat dalam upaya melestarikan kearifan lokal (local wisdom).

    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Warning Giring PSI, Dian Assafri Nassai:...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Bhabinkamtibmas Bencongan Indah Gelar Sambang dan Cooling System, Wujudkan Kondusifitas Kamtibmas di Polsek Kelapa Dua
    Kunjungi Kampung Bulo Leangsurukang, DPD JNI Pangkep Soroti Potensi Tani Wisata dan Infrastruktur yang Memprihatinkan
    Bukti Kepedulian, Polres Karawang Berikan Bantuan Perlengkapan Mushola Warga 
    Kapolres Agam Tekankan Pentingnya Ketahanan Pangan Dalam Kunjungan Kerja Ke Polsek Palembayan, 
    Sinergitas TNI - POLRI : Aiptu Sunartoyo Bersama Pelda Suwanto Mengunjungi Masyarakat Wilayah KIM Desa Parungmulya untuk Sosialisasi Bahaya Perdagangan Manusia dan Pencegahannya.

    Ikuti Kami